23/09/23

Karena Corona Kita Jadi Tahu Arti Kebersihan

 

KARENA CORONA KITA JADI TAHU ARTI KEBERSIHAN

Oleh: Natasya Febriani

 

Kami menatap sedih ke arah ayah. Ayah besok akan berangkat bekerja sebagai tukang kebersihan di kota Bandung. Sebenarnya kami berat mengizinkan ayah pergi bekerja tapi mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi tugas.

“Ayah yakin mau berangkat kerja besok?” tanya ibuku dengan raut wajah khawatir.

“Ayah yakin bu,” ucapnya sambil tersenyum. Senyum yang begitu menenangkan kalbu. Sorot mata yang sedikitpun tak menyiratkan kata menyerah.

“Tapi Yah, saat ini khan lagi musim wabah virus corona?” tanyaku mengingatkan ayahku.

Ayah menoleh ke arahku, lalu mengusap kepalaku pelan.

“Nak, mati itu sudah ditakdirkan oleh Allah” jawabnya mantab.

“Bukannya Ayah ingin melawan maut, tapi bagaimana lagi, ini sudah menjadi kewajiban Ayah. Dan kalau ayah tidak bekerja, kita mau makan apa?” tanyanya.

Aku terdiam.

“Kalau Ayah tidak berangkat bekerja, nanti bumi kita tambah kotor, tambah tidak sehat” ucapnya kembali.

Aku yang mendengarnya merasa terharu. Aku sangat bangga mempunyai super hero seperti ayah.

“Kamu di sini juga harus membantu negara,” ucap ayah.

“Bagaimana caranya?” tanyaku

“Dengan cara menjaga kebersihan, contohnya. Jangan membuang sampah sembarangan. Mulailah dalam hal-hal kecil seperti itu. Kita mencegahnya bukan hanya memakai masker, tapi juga harus menjaga kebersihkan lingkungan kita. Percuma saja kita rajin pakai masker dan cuci tangan pakai sabun tapi lingkungan kita masih kotor, kumuh, sampah berserakan. Mulailah dari langkah kecil,” nasehat ayah.

Aku yang mendengarnya menyadari, bahwa menjaga kebersihan itu amatlah penting. Aku memeluk ayahku erat. Aku selalu bangga dengan ayahku.

Kebersihan bukan hanya dengan cuci tangan, tapi juga dari langkah-langkah kecil. Ayo bantu negara dengan melakukan langkah-langkah kecil yang dapat mencegah penyebaran atau penularan virus covid-19. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan dijauhkan dari bahaya.

 

 

 

Aku Kira Dua Minggu, Ternyata Satu Tahun

 

AKU KIRA DUA MINGGU, TERNYATA SATU TAHUN

Oleh: Shabilla Rohmadillah Putri

 

Saat itu semua berjalan semestinya, tidak ada keanehan dan kekhawatiran. Aku duduk menanti guru dan bergurau dengan teman-teman menikmati masa-masa yang takkan bisa kembali. Ibu guru masuk ke kelas menyampaikan pelajaran. Tak berselang lama kudengar pengeras suara dibunyikan dari kantor. Semua siswa tertegun menanti-nanti apa yang diumumkan. “Hore...hore...hore...” tiba-tiba sorak-sorai terdengar di seluruh penjuru madrasah. Iya, mereka bersorak setelah mendengar pengumuman sekolah libur 2 minggu. Tanpa pikir panjang semua terlihat sangat senang tak terkecuali aku. Akhirnya aku bisa merefresh otak setelah begitu banyak penat. 2 minggu libur artinya aku bisa bermain dengan teman-teman.

Sudah beberapa hari libur dan aku mulai bosan di rumah. Tiba-tiba terdengar bunyi pemberitahuan whatsapp kelas, ada pengumuman masuk sekolah ditunda karena ada virus yang masuk ke negara kita. Dari situlah para pegawai pemerintah, guru, pelajar, dan banyak lagi profesi harus bekerja serta belajar dari rumah. Para pelajar belajar secara daring. Kamu tahu apa itu daring? Yaps, daring adalah dalam jaringan. Hal tersebut berarti kita harus belajar secara online. Mendengarkan penjelasan dari guru secara virtual. Terkadang banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari gurunya, sehingga mereka tidak paham apa yang dijelaskan dalam materi pelajarannya.  

Berminggu-minggu sudah aku melaksanakan belajar secara daring bahkan ujian online, tapi tak kunjung ada pengumuman untuk masuk sekolah. Beberapa bulan berlalu, akhirnya aku bisa masuk sekolah lagi. Oke, tidak apa-apa meski masuk secara bergantian asalkan aku bisa bertemu dengan teman-teman walau hanya sebentar. Setelah beberapa kali masuk sekolah, pembelajaran kembali dilaksanakan secara online. Ternyata meski belajar di rumah rasa lelah, letih, lesu mulai berdatangan. Rasa itu membuatku mulai jadi malas mengerjakan tugas. Tapi rasa itu harus dilawan, jangan biarkan mereka hidup dalam diri kita. Kewajiban kita sebagai pelajar harus dilaksanakan. Terkadang saat asyik dengan kegiatan lain, tugas jadi tertunda dan menumpuk. Itu juga yang membuat rasa malas datang.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             

Hari-hari sudah kulewati, banyak pengalaman-pengalaman yang ku alami dari susah dan senang. Ternyata belajar di rumah tidak seburuk yang aku pikirkan. Dari situlah, kita bisa mengeksplore diri dengan hal-hal positif dari kecanggihan teknologi, memanfaatkan waktu untuk lebih dekat dengan keluarga dengan membantu orang tua misalnya membersihkan rumah, dan masih banyak lagi yang dapat kita lakukan.

Tak terasa, ternyata sudah setahun aku di rumah dan tidak bisa bertemu dengan teman-teman. Bahkan 2 bulan lagi aku akan lulus sekolah, namun aku tidak bisa merasakan rasanya jadi kakak kelas. Lulus sekolah kali ini tidak ada ujian begitu banyak, hanya ujian praktik dan ujian madrasah. Terima kasih corona sudah mempermudah dan mempersulit kami dalam memperoleh ilmu. Begitulah setiap peristiwa selalu ada hikmahnya. Terima kasih juga atas pengumuman libur 2 minggunya, ku kira dua minggu ternyata satu tahun. Haha...

 

Sosok Inspiratif

 

SOSOK INSPIRATIF

Oleh: Laura Sintya Pratiwi

 

Hari Minggu adalah hari yang menyenangkan bagi para pelajar. Aku mempunyai banyak waktu luang dan aku gunakan untuk bermain handphone. Saat itu aku sedang asyik membuka instagram, tanpa sengaja aku melihat beranda instagram dan melihat video kiriman dari seorang penggemar. Video itu berisi seorang yang berwajah rupawan dan pandai ilmu agama. Kulihat dan kupahami isi dari video itu. Saat itulah, aku mulai tertarik dan mengagumi sosok berparas tampan itu.

Hari pun berganti hari, aku mulai mencari tahu tentang sosok yang memikat dan memberikan inspirasi bagiku. Ya, dia adalah Alwi Assegaf. Dia adalah seorang artis, pendakwah dan youtuber. Parasnya yang tampan dapat kita jumpai dalam sinetron Kembalinya Raden Kian Santang. Sejak itu aku sudah menjadi bagian dari fans Alwi yaitu FSAAI. Setiap malam aku selalu menonton  sinetronnya. Selain karena pemainnya, sinetron Kembalinya Raden Kian Santang merupakan sinetron yang mengkisahkan sejarah berdirinya Pajajaran dan sejarah dari putra-putri Prabu Siliwangi. Sinetron tesebut bukan hanya tontonan tapi juga sebagai tuntunan. Idolaku menjadi pemeran utama dalam sinetron tesebut. Orang-orang mengenalnya dengan nama Raden Kian Santang. Seorang pangeran yang taat pada Agama Islam dan sangat ramah.

Sudah tak terasa hampir satu tahun aku menjadi FSAAI. Aku sangat bahagia karena dari alwilah aku mempunyai banyak teman online dan sampai ada yang kuanggap sebagai sahabat online ku. Dari perkenalan dan persahabatan maya itulah aku belajar saling menghargai dan saling bertoleransi antar suku dan agama, karena FSAAI tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga berasal dari luar negeri. Aku sangat bersyukur bisa menjadi FSAAI, banyak ilmu yang kudapat darinya dan aku lebih memahami tentang arti pertemanan.

Pada suatu hari sosok inspirasiku sedang berulang tahun. Aku pun sedih karena tidak bisa merayakan di tempat syutingnya, bukan hanya soal waktu tetapi tentang jarak. Aku terus tetap bersabar. Meskipun banyak teman online ku yang ke sana untuk merayakan ulang tahunnya.

Arti Lafal Surat Al Baqarah ayat 254

  SURAT AL BAQARAH AYAT 254   يٰٓاَيُّهَا   wahai فِيْهِ di dalamnya الَّذِيْنَ ...