KASIH SAYANG IBU
Oleh: Miftahul Muin
Suatu hari saat aku duduk santai bersama ibuku sambil mengobrol dan nonton TV, “Bu, apakah aku ganteng?” tanyaku pada ibu.
“Tidak” jawab ibuku.
“Bu, apakah aku gemuk dan besar?” tanyaku lagi .
“Tentu saja” jawab ibuku sambil menganggukkan kepala, mantap.
Aku sangat tidak percaya dengan apa yang telah aku dengar. Tapi aku masih ingin melanjutkan pertanyaanku,
”Bu, apakah Ibu menangis jika aku meninggalkan Ibu?” tanyaku sekali lagi .
”Ibu tidak akan menangisimu”
Aku sangat terpukul dengan jawaban yang diucapkan oleh ibuku kali ini. Akupun langsung lari menjauh dari ibu. Namun serta-merta ibu menarik tanganku sambil memelukku, dan berkata, “Kamu tidak ganteng tetapi sangat ganteng. Satu satunya yang berfikir kamu itu gemuk dan besar dalah pikiranmu sendiri. Ibu tidak menginginkanmu tetapi Ibu sangat membutuhkanmu bersama Ibu, selamanya.”
Spontan aku memeluk ibuku dengan rasa yang tak mampu aku lukiskan dengan kata-kata. Tak terasa air mataku jatuh membasahi pipiku. Aku sadar sepenuhnya bahwa kasih sayang ibuku kepadaku tak akan bisa terbalas dengan beribu-ribu kilo emas. Aku juga sadar, aku hanya bisa meminta, meminta dan meminta. Aku tidak bisa membalas jasa-jasa ibuku yang telah melahirkanku. Aku hanya bisa berharap dan berdo’a semoga ibuku dipanjangkan umurnya dan selalu bisa bahagia.
Aku terbayang betapa rintihan tangisnya di saat melahirkanku. Ketika masih bayi aku digendongnya, disusui, disuapi, dinina-bobokkan, dihibur, dimandikan, dan ketika aku sakit beribu cara ibuku lakukan agar aku bisa segera bermain dan dan tertawa-tawa kembali. Ketika aku duduk di bangku TK sampai sekarang, aku tidak akan bisa menghitung berapa ribu, berapa juta, atau bahkan berapa milyar kebaikan yang ibu berikan padaku.
“Ibu, jika aku besar nanti aku akan membahagiakan Ibu sebagaimana kasih sayang yang telah Ibu berikan biarpun itu tak kan pernah sepadan dibanding jerih payah yang telah kau berikan. Kebaikan, kesabaran, dan ketulusan Ibu dalam mendidikku tak akan pernah aku lupakan. Maafkan aku Ibu, yang sering mengabaikan perintahmu. Aku sayang Ibu...” kataku dalam hati sambil memeluk ibuku dengan erat.