HARI-HARIKU
(Helen Pramudita)
Minggu pagi berkabut:
Aku bersama teman-temanku pergi ke pantai Prigi untuk refreshing. Namun ternyata kenyataan tidak sesuai harapan. Sesampainya di sana cuaca berubah seketika. Hujan cukup lebat turun tak terkira. Kami pun mencari tempat berteduh yang aman dan nyaman. Kami menemukan sebuah angkringan. Kami berteduh cukup lama menunggu hujan reda.
Setelah hujan reda, kami pergi ke lapangan untuk bermain bola dan kejar-kejaran. Namun tak lama kemudian hujan turun lagi. Kami pun sepakat berteduh kembali. Setelah hujan kembali reda, kami sepakat untuk pulang karena memang waktu sudah menjelang petang.
Sesampainya di rumah, seperti yang aku takutkan, ibu marah-marah.
“Cepat mandi sana! Lalu ganti baju! masuk angin baru tahu rasa!” kata ibuku lalu pergi ke dapur.
Aku bisa mengerti jika ibu marah-marah melihat keadaanku yang basah kuyup kehujanan. Ibu pasti khawatir aku sakit. Maka segera aku mandi dan ganti baju seperti yang disuruh ibuku. Aku juga tidak mau sakit.
***
Senin yang cukup cerah:
Aku sangat berharap hari ini menjadi hari yang baik. Selesai shalat Subuh aku membereskan tempat tidurku dan langsung mandi. Aku pakai baju seragamku, dan tentu saja menyempatkan diri berdandan seperlunya. Setelah itu aku sarapan. Tak berselang lama usai sarapan, temanku datang. Kami berangkat ke sekolah bersama-sama.
Suasana di sekolahku hari ini cukup sejuk karena bekas siraman air hujan semalam. Beberapa guruku sudah berjejer rapi di dekat pintu gerbang, siap menyambut kedatangan kami. Tak lupa aku berjabat tangan dengan guru-guruku. Kemudian aku langsung menuju ke kelas. Sudah cukup banyak temanku yang datang lebih dulu. Tinggal beberapa wajah saja yang belum kelihatan. Tak berapa lama, bel pun berbunyi tanda masuk kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran hari itu.
Pelajaran pertama, Matematika. Waktu jadi terasa sangat lambat, merayap. Akhirnya bisa terlewati juga. Lanjut pelajaran kedua, Bahasa Indonesia. Kami diberi tugas membuat cerita fantasi. Tugas ini cukup membuatku bersemangat. Pelajaran ketiga hari ini, setelah jeda istirahat lima belas menit, PKn. Aku tak bisa membohongi diriku. Mata ini rasanya seperti ditempel alteco. Jam terakhir, tibalah waktunya pelajaran vaforitku, Bahasa Arab. Biarpun aku tak pandai Bahasa Arab namun tak meruntuhkan perhatianku terhadap penjelasan Bu Sulis yang juga masih tetap semangat.
Inilah kawan, catatanku hari ini. Sampai jumpa pada catatan diaryku berikutnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar