AKU KIRA DUA MINGGU, TERNYATA SATU TAHUN
Oleh: Shabilla Rohmadillah Putri
Saat itu semua berjalan semestinya, tidak ada keanehan dan kekhawatiran. Aku duduk menanti guru dan bergurau dengan teman-teman menikmati masa-masa yang takkan bisa kembali. Ibu guru masuk ke kelas menyampaikan pelajaran. Tak berselang lama kudengar pengeras suara dibunyikan dari kantor. Semua siswa tertegun menanti-nanti apa yang diumumkan. “Hore...hore...hore...” tiba-tiba sorak-sorai terdengar di seluruh penjuru madrasah. Iya, mereka bersorak setelah mendengar pengumuman sekolah libur 2 minggu. Tanpa pikir panjang semua terlihat sangat senang tak terkecuali aku. Akhirnya aku bisa merefresh otak setelah begitu banyak penat. 2 minggu libur artinya aku bisa bermain dengan teman-teman.
Sudah beberapa hari libur dan aku mulai bosan di rumah. Tiba-tiba terdengar bunyi pemberitahuan whatsapp kelas, ada pengumuman masuk sekolah ditunda karena ada virus yang masuk ke negara kita. Dari situlah para pegawai pemerintah, guru, pelajar, dan banyak lagi profesi harus bekerja serta belajar dari rumah. Para pelajar belajar secara daring. Kamu tahu apa itu daring? Yaps, daring adalah dalam jaringan. Hal tersebut berarti kita harus belajar secara online. Mendengarkan penjelasan dari guru secara virtual. Terkadang banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari gurunya, sehingga mereka tidak paham apa yang dijelaskan dalam materi pelajarannya.
Berminggu-minggu sudah aku melaksanakan belajar secara daring bahkan ujian online, tapi tak kunjung ada pengumuman untuk masuk sekolah. Beberapa bulan berlalu, akhirnya aku bisa masuk sekolah lagi. Oke, tidak apa-apa meski masuk secara bergantian asalkan aku bisa bertemu dengan teman-teman walau hanya sebentar. Setelah beberapa kali masuk sekolah, pembelajaran kembali dilaksanakan secara online. Ternyata meski belajar di rumah rasa lelah, letih, lesu mulai berdatangan. Rasa itu membuatku mulai jadi malas mengerjakan tugas. Tapi rasa itu harus dilawan, jangan biarkan mereka hidup dalam diri kita. Kewajiban kita sebagai pelajar harus dilaksanakan. Terkadang saat asyik dengan kegiatan lain, tugas jadi tertunda dan menumpuk. Itu juga yang membuat rasa malas datang.
Hari-hari sudah kulewati, banyak pengalaman-pengalaman yang ku alami dari susah dan senang. Ternyata belajar di rumah tidak seburuk yang aku pikirkan. Dari situlah, kita bisa mengeksplore diri dengan hal-hal positif dari kecanggihan teknologi, memanfaatkan waktu untuk lebih dekat dengan keluarga dengan membantu orang tua misalnya membersihkan rumah, dan masih banyak lagi yang dapat kita lakukan.
Tak terasa, ternyata sudah setahun aku di rumah dan tidak bisa bertemu dengan teman-teman. Bahkan 2 bulan lagi aku akan lulus sekolah, namun aku tidak bisa merasakan rasanya jadi kakak kelas. Lulus sekolah kali ini tidak ada ujian begitu banyak, hanya ujian praktik dan ujian madrasah. Terima kasih corona sudah mempermudah dan mempersulit kami dalam memperoleh ilmu. Begitulah setiap peristiwa selalu ada hikmahnya. Terima kasih juga atas pengumuman libur 2 minggunya, ku kira dua minggu ternyata satu tahun. Haha...