TUGAS PRAKARYA
(Yezi Rahma Ningtia)
Pada hari Rabu, waktu jam pelajaran Prakarya aku dan teman sekelasku mendapatkan tugas untuk membuat miniatur rumah. Setelah itu guruku membagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Guruku memberi waktu dua minggu untuk menyelesaikannya. Sewaktu jam Prakarya habis, aku langsung merasa khawatir, karena teman sekelompokku lebih pintar dari aku. Aku takut jika tidak bisa membantu untuk membuat miniatur rumah tersebut.
Haripun berganti, dan kami mulai merencanakan untuk membuat miniatur rumah. Aku berusaha untuk belajar lebih pandai, untuk bisa membuat miniatur rumah yang bagus. Karena di kelompokku semuanya pintar, aku jadi tidak PD untuk mengusulkan keinginanku. Takut jika temanku tidak setuju dengan usulku. Karena semua tidak tahu ingin membuat seperti apa, akhirnya temanku meminta bantuan kepada entah itu temannya ataupun saudaranya, aku tidak tahu. Keesokan harinya temanku memberitahuku jika ada yang akan membantunya, aku pun mengiyakannya.
Sepulang sekolah aku langsung bergegas berangkat untuk kerja kelompok di rumah orang yang akan membantu kami. Tiba-tiba aku terkejut saat sampai di depan rumahnya. Ya Allah, ia ternyata kerabatku. Aku langsung turun dari sepeda dan menuju teras rumahnya sambil menunggu teman-teman yang lain datang. Saat temanku datang, aku langsung berdiskusi tentang model miniatur rumah yang akan kami buat. Kamipun berfikir dan mencari ide yang bagus dibantu oleh kerabatku. Hari pun semakin sore, dan kami harus pulang walaupun miniatur rumah itu belum jadi kami buat.
Hari pun berlalu dengan cepat, dan miniatur rumah itu masih terlihat hanya tiang dan tembok yang belum sempurna. Karena waktu untuk mengumpulkannya semakin dekat, dan teman-temanku banyak yang terhalang dengan kegiatan lainnya, aku berencana untuk menyelesaikannya sendiri secepatnya.
Tibalah hari terakhir untuk mengumpulkan miniatur rumah itu. Sepulang sekolah aku bingung karena hari ini juga ada kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, yang semestinya hari Jum’at diganti karena kakak-kakak Dega akan mengikuti lomba. Akhirnya aku memilih untuk menyelesaikan tugas membuat miniature rumah itu dibantu kerabatku. Pukul Sembilan malam miniature itu akhirnya bisa kami selesaikan.
Keesokan harinya karya miniatur rumah yang aku buat dengan kerabatku dibawa oleh teman sekelompokku ke sekolah, dan ternyata ada teman satu kelompokku yang tidak terlalu suka dengan miniatur rumah itu. Aku mulai khawatir, jika nanti temanku marah karena rumah itu tidak sesuai dengan keinginannya.
Tibalah kini masuk jam ke-6 yakni jadwal pelajaran Prakarya. Guru Prakaryapun masuk ke kelasku dan melihat miniatur rumah yang dibuat masing-masing kelompok. Ternyata miniatur rumah itu seharusnya dicat dulu. kami diberi kesempatan untuk membawanya pulang dan mengecatnya. Ternyata setelah dicat, miniatur rumah tersebut kelihatan bagus dan akhirnya mendapatkan nilai 8.
Nilai ini sungguh mampu membangun rasa percaya diriku. Ternyata aku juga bisa seperti mereka.