HADITS
TENTANG INFAQ DI JALAN ALLAH SWT
Hadis
Riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah:
عَنْ
اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ،قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
مَا مِنْ يَوْمِ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ
فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا : اَللَّهُمِّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفَا، وَيَقُوْلُ
الآْخَرُ : اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفَا (متفق عليه)
Artinya:
Dari
Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada suatu haripun ketika
seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat
kepadanya lalu salah satunya berkata: “Ya Allah, berikanlah pengganti bagi
siapa yang menafkankah hartanya”, sedangkan yang satunya lagi berkata: “Ya
Allah, berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Isi kandungan hadits:
1. Hadits ini menjelaskan bahwa sesungguhnya
para malaikat berdo’a agar Allah mengganti harta orang-orang yang berinfaq.
Allah akan mengganti harta yang diinfaqkan dengan kebaikan di dunia dan akherat.
(cek QS Saba: 39)
2. Di sisi lain para malaikat juga mendo’akan
agar Allah melaknat orang-orang yang bakhil atau kikir terhadap harta dengan
menghancurkan atau membinasakannya. Dan kita yakin bahwa do’a para malaikat
pasti dikabulkan oleh Allah. (cek QS al Anbiya: 28)
3. Sedekah atau infaq terbaik adalah setelah
tercukupinya kebutuhan keluarga terdekat dan orang-orang yang menjadi
tanggungannya.
4. Allah akan memelihara orang-orang yang
memelihara dirinya (‘iffah). Dan Allah akan mencukupkan kebutuhan
dirinya (qana’ah). Ini sebagai bukti bahwa orang yang ikhlas menerima
ketentuan rezeki dari Allah, maka Allah akan senantiasa menjaga dan memelihara
kesuciannya. Hal ini hanya akan lahir dari orang-orang yang memiliki keimanan
yang kuat. Infaq adalah salah satu bukti dari keimanan seseorang.
Hadits
Riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam:
عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلْيَدُ
الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ، وَخَيْرُ
الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ
يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ (رواه البخارى)
Artinya:
Dari
Hakim bin Hizam R.A, dari Nabi SAW bersabda, “Tangan di atas lebih baik dari
tangan di bawah, maka mulailah untuk orang-orang yang menjadi tanggunganmu dan
sadaqah yang paling baik adalah dari orang yang sudah cukup (untuk kebutuhan
dirinya). Maka barangsiapa yang berusaha memelihara dirinya, Allah akan
memeliharanya dan barangsiapa yang berusaha mencukupkan dirinya maka Allah akan
mencukupkannya”. (HR. Bukhari)
Isi kandungan hadits:
1. Hadits ini menjelaskan bahwa orang yang
memberi (tangan di atas) lebih baik daripada orang yang menerima (tangan di
bawah). Namun demikian bukan berarti kita tidak boleh menerima menerima
pemberian orang lain, namun hendaknya kita tidak menjadi peminta-minta. Meminta-minta
dilarang keras dalam Islam kecuali dalam keadaan sangat terpaksa. Banyak hadits
yang menyatakan tentang larangan meminta-minta ini. (silahkan dicek di buku
sumber utama)
2. Menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan
harus menjadi prioritas utama dibandingkan dengan memberi nafkah kepada orang
lain. dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW menyatakan tentang hal ini. (silahkan
dicek di buku sumber utama).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar