22/09/24

Hadits tentang Infaq di Jalan Allah

 

HADITS TENTANG INFAQ DI JALAN ALLAH SWT

 

Hadis Riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah:

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ،قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ يَوْمِ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا : اَللَّهُمِّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفَا، وَيَقُوْلُ الآْخَرُ : اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفَا (متفق عليه)

Artinya:

Dari Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada suatu haripun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata: “Ya Allah, berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkankah hartanya”, sedangkan yang satunya lagi berkata: “Ya Allah, berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Isi kandungan hadits:

1.    Hadits ini menjelaskan bahwa sesungguhnya para malaikat berdo’a agar Allah mengganti harta orang-orang yang berinfaq. Allah akan mengganti harta yang diinfaqkan dengan kebaikan di dunia dan akherat. (cek QS Saba: 39)

2.    Di sisi lain para malaikat juga mendo’akan agar Allah melaknat orang-orang yang bakhil atau kikir terhadap harta dengan menghancurkan atau membinasakannya. Dan kita yakin bahwa do’a para malaikat pasti dikabulkan oleh Allah. (cek QS al Anbiya: 28)

3.    Sedekah atau infaq terbaik adalah setelah tercukupinya kebutuhan keluarga terdekat dan orang-orang yang menjadi tanggungannya.

4.    Allah akan memelihara orang-orang yang memelihara dirinya (‘iffah). Dan Allah akan mencukupkan kebutuhan dirinya (qana’ah). Ini sebagai bukti bahwa orang yang ikhlas menerima ketentuan rezeki dari Allah, maka Allah akan senantiasa menjaga dan memelihara kesuciannya. Hal ini hanya akan lahir dari orang-orang yang memiliki keimanan yang kuat. Infaq adalah salah satu bukti dari keimanan seseorang.

 

Hadits Riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam:

عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ (رواه البخارى)

 

 

Artinya:

Dari Hakim bin Hizam R.A, dari Nabi SAW bersabda, “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah, maka mulailah untuk orang-orang yang menjadi tanggunganmu dan sadaqah yang paling baik adalah dari orang yang sudah cukup (untuk kebutuhan dirinya). Maka barangsiapa yang berusaha memelihara dirinya, Allah akan memeliharanya dan barangsiapa yang berusaha mencukupkan dirinya maka Allah akan mencukupkannya”. (HR. Bukhari)

 

Isi kandungan hadits:

1.      Hadits ini menjelaskan bahwa orang yang memberi (tangan di atas) lebih baik daripada orang yang menerima (tangan di bawah). Namun demikian bukan berarti kita tidak boleh menerima menerima pemberian orang lain, namun hendaknya kita tidak menjadi peminta-minta. Meminta-minta dilarang keras dalam Islam kecuali dalam keadaan sangat terpaksa. Banyak hadits yang menyatakan tentang larangan meminta-minta ini. (silahkan dicek di buku sumber utama)

2.    Menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan harus menjadi prioritas utama dibandingkan dengan memberi nafkah kepada orang lain. dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW menyatakan tentang hal ini. (silahkan dicek di buku sumber utama).

Arti Lafal Surat Al Baqarah ayat 254

  SURAT AL BAQARAH AYAT 254   يٰٓاَيُّهَا   wahai فِيْهِ di dalamnya الَّذِيْنَ ...