HADITS TENTANG JUJUR DALAM MUAMALAH
Hadis Riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَامَعْشَرَ اْلتُجَّاراِنَّكُمْ قَدْ وَلَّيْتُمْ اَمْرًاهَلَكَتْ فِيْهِ اْلاُمَمُ السَائِقُةُ اْلمِكْيَالُ وَاْلمِيْزَانُ (رواه البيهاقى)
Artinya:
Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai para pedagang, sesungguhnya kalian benar-benar menguasai urusan yang telah menghancurkan umat terdahulu, yakni takaran dan timbangan”. (HR. Baihaqi)
Isi kandungan hadits:
1. Hadits ini merupakan peringatan keras kepada para pedagang untuk menyempurnakan takaran dan timbangan, agar tidak celaka/binasa seperti umat terdahulu, yang suka berbuat curang dengan mengurangi atau melebihkan takaran/timbangan.
2. Kejujuran dalam menakar/menimbang merupakan wujud dari keadilan dan kemakmuran. (cek QS al Isra: 35)
3. Terjadinya kecurangan dalam menakar/menimbang didorong oleh sifat tamak, rakus, ingin mendapatkan keuntungan besar tanpa memikirkan kerugian orang lain.
Hadits Riwayat Tirmidzi dari Hasan Bin Ali
عَنْ حَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْ مَايَرِيْبُكَ اِلَى مَا لَايَرِيْبُكَ فَاِنَّ اْلصِدْقَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَاِنَّ اْلكَذِبَ رِيْبَةٌ (رواه الترمذى)
Artinya:
Dari Hasan bin Ali berkata: “Aku menghafal dari Rasulullah SAW: “Tinggalkanlah yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan”. (HR. Tirmidzi)
Isi kandungan hadits:
1. Hadits ini menjelaskan perintah Rasulullah SAW untuk meninggalkan segala sesuatu yang membuat kita ragu-ragu menuju sesuatu yang membuat kita mantap.
2. Dusta dan kecurangan membawa kita kepada keraguan sementara kejujuran membawa kita kepada ketenangan.
3. Bentuk-bentuk kejujuran meliputi: a) kejujuran berucap, b) kejujuran berbuat, c) kejujuran bermuamalat, d) kejujuran bertekad, e) kejujuran berniat, dan f) kejujuran berjanji.
Kedua hadits di atas sama-sama membahas tentang kejujuran. Bahwa, kejujuran itu sangat penting diterapkan di kehidupan sehari-hari. Contohnya saat berdagang. Kejujuran juga bukan hanya dilakukan atau diucapkan, tetapi juga diniatkan dan lainnya. (Natasa Aulia 9A)
BalasHapusTernyata jujur dalam menakar/menimbang sangat penting agr kita tidak celaka/binasa
BalasHapusBerperilaku jujur sangatlah baik,karena segala sesuatau yang kita lakukan dengan kejujuran dan kebaikan,pasti mendapatkan hikmah dan balasannya
BalasHapus-yang pertama adalah kesimpulan dari hadist yg diriwatkan oleh baihaqi dari ibnu abbas,hadist ini merupakan sebuah kecaman yg ditujukan kepada pedagang yg masih curang dalam hal takaran dan timbangan pada saat berdagang,untuk menyempurnakan takaran dan timbangannya ketika memperjual belikan barang kita jual.jika masih ada orang yg seperti itu,maka ketahuilah orang itu termasuk orang yg benar" menguasai urusan yg telah menghancurkan umat terdahulu,yaitu takaran dan timbangan.
BalasHapus-yg kedua serta juga yg terakhir adalah kesimpulan dari hadist yg diriwatkan oleh tirmidzi dari hasan bin ali,menurut saya hadist ini sangat mengekspresikan keaadaan yg terjadi dalam jual beli pada saat sekarang ini,yg kaitannya adalah tentang ketika kita ingin membeli sesuatu tetapi kita ragu untuk membeli itu,tandanya itu adalah sebuah kode yg dimana kode itu merupakan peringatan dari allah bahwa keraguan kita mungkin saja benar tentang barang yang kita ingin beli,yg pastinya keraguan itu adalah hal negatif yg membuat kita menjadi ragu untuk membelinya,yg tentunya barang itu akan tidak sesuai yg seperti kita harapkan sebelumnya,dan kalau sebaliknya saat kita membeli sebuah barang dan kita tenang" saja tidak ada sebuah keraguan untuk membelinya,maka yakinlah barang yg kita ingin beli itu pasti sesuai dengan yg kita inginkan.jadi intinya adalah keraguan merupakaan kedustaan dan ketenangan merupakan kejujuran.yang mana kita harus meninggalkan sesuatu yg meragukan.
Kedua hadits di atas memiliki kesamaan pada bidang kejujuran.
BalasHapusHadits pertama merupakan peringatan kepada para pedagang untuk menyempurnakan takaran dan timbangan,
Hadits kedua menjelaskan perintah Rasulullah SAW. untuk meninggalkan sesuatu yang membuat kita ragu-ragu, seperti dusta dan kecurangan. Hal ini secara langsung berhubungan dengan hadits pertama dimana umat-umat terdahulu sering berbuat curang dengan menambahkan/mengurangi takaran dan timbangan
Keduanya juga menjelaskan bahwa kejujuran merupakan wujud kemakmuran dan ketenangan, yang sifat tersebut harus dimiliki oleh setiap orang, termasuk pedagang pada zaman sekarang, dan menjauhi sikap dan sifat yang membawa keraguan, seperti kecurangan, berdusta, dan sifat-sifat tercela lainnya
Sikap jujur sangatlah penting untuk di terapkan di segala perbuatan. Dengan kejujuran dapat membawa kita kepada ketenangan.
BalasHapusDenis ayu d(03)9e
Zakiya bian farera 9A(32):
BalasHapusHADIST TENTANG KEJUJURAN DALAM BERMUAMALAH.
Hadist riwayat balhalqi dari ibnu abbas yang berbunyi : Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai para pedagang, sesungguhnya kalian benar-benar menguasai urusan yang telah menghancurkan umat terdahulu, yakni takaran dan timbangan”.
Hadist tersebut berisi tentang peringatan kepada para pedagang untuk tidak melakukan kecurangan dengan mengurangi atau menambah takaran agar tidak celaka atau binasa, karena kejujuran dalam menakar merupakan wujud dari keadilan dan kemakmuran. Faktor pendorong dari terjadinya kecurangan dalam menakar atau menimbang tidak lain dan tidak bukan merupakan sifat tamak, dan rakus tanpa memikirkan orang lain.
Hadist selanjutnya merupakan Hadist riwayat tarmidzi dari hasan bin ali yang berbunyi : Dari Hasan bin Ali berkata: “Aku menghafal dari Rasulullah SAW: “Tinggalkanlah yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan”.
Hampir mirip seperti hadist diatas, hadist ini menjelaskan tentang keraguan dan kejujuran. Dijelaskan bahwa rasulullah SAW memerintah kepada para hambanya untuk meninggalkan segala sesuatu yang membuat kita ragu untuk menuju sebuah tujuan. Yang membawa keraguan kepada diri kita adalah dusta dan kecurangan sebaliknya yang membawa ketenangan adalah kejujuran. Bentuk-bentuk kejujuran yang perlu kita lakukan agar hidup kita penuh dengan ketenangan antara lain Kejujuran dalam berucap, Kejujuran dalam berniat, Kejujuran dalam berjanji, dan lain sebagainya. Dari 2 hadist diatas bisa kita simpulkan bahwa kejujuran merupakan hal yang amat penting bagi kehidupan kita, karena kejujuran adalah pembawa ketenangan dan wujud keadilan.
Vaisha Salfa Zahiya 9A
BalasHapusKesimpulan :
1. Pada Hadis riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas berisi tentang para pedagang untuk menyempurnakan takaran dan timbangan (tidak melebihkan atau mengurangi), serta jujur dalam menakar atau menimbang.
2. Pada Hadis riwayat Tirmidzi dari Hasan bin Ali berisi perintah Rasulullah saw. Untuk meninggalkan keraguan (dusta dan curang) menuju ketenangan (kejujuran).
3. Dalam kedua Hadis tersebut, kita diperintahkan untuk selalu bersikap jujur dalam keadaan apapun.
Hesty Auliya ( IX-B )
BalasHapusHadits Tentang Jujur dalam muamalah ada 2 yaitu :
1. Hadis Riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas
yang artinya Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Wahai para pedagang, sesungguhnya kalian benar-benar menguasai urusan yang telah menghancurkan umat terdahulu, yakni takaran dan timbangan”. (HR. Baihaqi)
Isi kandungan hadits nya adalah Hadits ini merupakan peringatan keras kepada para pedagang untuk menyempurnakan takaran dan timbangan, agar tidak celaka/binasa seperti umat dahulu, mereka sangat suka berbuat curang dengan mengurangi atau melebihkan takaran/timbangan.
dalam ( QS al Isra: 35 ) ada hal yang mengatakan bahwa Kejujuran dalam menakar/menimbang merupakan wujud dari keadilan dan kemakmuran.
kecurangan dalam menakar/menimbang terjadi karena didorong oleh sifat tamak, rakus, dan ingin mendapatkan keuntungan besar tanpa memikirkan kerugian orang lain.
2. Hadits Riwayat Tirmidzi dari Hasan Bin Ali
yang artinya Dari Hasan bin Ali berkata: “Aku menghafal dari Rasulullah SAW: “Tinggalkanlah yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan”. (HR. Tirmidzi)
isi kandungannya adalah Hadits ini menjelaskan tentang perintah Rasulullah SAW untuk meninggalkan segala sesuatu yang membuat kita ragu-ragu dalam menuju segala sesuatu yang membuat kita mantap.
Dusta dan kecurangan membawa kita kepada keraguan sementara kejujuran membawa kita kepada ketenangan.
Bentuk-bentuk kejujuran antara lain : kejujuran berucap, kejujuran berbuat, kejujuran bermuamalat, kejujuran bertekad, kejujuran berniat, dan kejujuran berjanji.
Pebrianti p.s,kls 9E
HapusKita dalam berperilaku harus selalu jujur,Karena jika kita tidak berperilaku jujur maka kita akan celaka ,contih berperilaku jujur dalam timbangan atau takaran, jika takaran kita kurang maka akan merugikan.
Kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari.Salah satunya dalam hal berdagang.Dalam sikap jujur dapat diwujudkan rasa keadilan dan kemakmuran.Karena jika kita melakukan segala perbuatan dengan curang akan membawa kita kepada keraguan sementara jika kita jujur dalam segala perbuatan akan membawa kita kepada ketenangan.
BalasHapusIma Uswatun H (9E)
HapusNadine candra (IX-E)
BalasHapushadits 1- menjelaskan mengenai pentingnya kejujuran dalam hal menakar/menimbang terutama bagi pedagang
hadits 2- menyuruh kita untuk jujur dalam segala hal dan meninggalkan dusta
Kedua hadits diatas menjelaskan mengenai pentingnya perilaku jujur dalam setiap hal yang kita lakukan. Karena kekurangan atau ketidak jujuran akan membuat kita celaka(PUSPAISTIKOMAH/9E)
BalasHapusDari kedua hadist dapat disimpulkan bahwa kejujuran mwruapakan hal yang harus diutamakan dalam setiap kegiatan yang dilakukan terutama dalam menakar/menimbang,yang membawa keadilan dan kemakmuran.Sedangkan dusta/curang membuat orang lain merugi dan menyebabkan pelakunya celaka/binasa,bahkan jika kebohongannya sudah diketahui,bisa saja orang tersebut tidak akan percaya lagi.Lakukanlah hal yang membuat kita mantap ,lakukanlah kejujuran dan jauhilah keraguan.Pingkan Nonita 9A(23)
BalasHapuskesimpulan dari kedua hadits tersebut adalah:
BalasHapusberperilakulah jujur dalam menakar ataupun menimbang karna kejujuran membawa kita kepada ketenangan,dan tinggalkanlah hal hal yang ragu karna itupun membuat diri kita celaka/dusta
Kesimpulan hadits tentang jujur dalam muamalah yaitu dengan kita jujur saat menimbang dan menghindari kecurangan maka kita akan mempunyai sifat keadilan dan kemakmuran serta terhindar dari kecurangan yang mengakibatkan kita celaka atau dusta.(Asti Ananta Purwandari 9b)
BalasHapusKedua hadits diatas menjelaskan mengenai pentingnya perilaku jujur dalam setiap hal yang kita lakukan. Karena kekurangan atau ketidak jujuran akan membuat kita celaka
BalasHapusSalsa Bela D.B/IX-D/32
BalasHapusHadits yang pertama menjelaskan tentang kejujuran para pedagang saat menimbang atau menakar barang dagangannya,terjadinya kecurangan dalam menakar atau menimbang disebabkan oleh sifat tamak dan rakus.
Hadits yang kedua Rasulullah meminta kita untuk meninggalkan sesuatu yang membuat ragu² karena keraguan dapat menimbulkan sifat dusta dan kecurangan
Nama Anisa Yulia
BalasHapusKls 9f /apsen 09
Kesimpulan dari hadis tersebut adalah
Jujur lebih baik dari pada kebohongan karena dalam kebohongan akan mengakibat kerugian bagi kita sendiri dan orang lain, pada saat ini banyak orang orang yang melakukan kecurangan pada saat menimbang takaran mereka lebih mementingkan keuntungan dengan cara yang tidak hahal . dibandingkan mendapatkan keutungan yang kecil tetapi dengan cara yang halal .
Suatu saat nanti kecurangan itu akan terbongkar ,dengan terbokar nya sikap kecurangan itu akan mengakibatkan kerugian bagi kita semua .
walaupun saat ini belumada yang mengetahui tetapi Allah SWT maha tau .
Marilah kita semua tanamkan kejujuran jika kita semua ingin selamat dunia akhirat
Nama:Alifya Rahmadanti
BalasHapusKelas:9f
Absen:07
Kesimpulan hadits pertama adalah tentang takaran/timbangan yang tidak sempurna,sedangkan hadits kedua memerintahkan untuk menjauhi keraguan.
nama:Stella dwi armeza
BalasHapusabsen:29
kls:9F
kesimpulan dari hadits di atas adalah membahas tentang berperilaku jujur,Allah swt menyukai hambanya yg jujur,jujur adalah perilaku terpuji yg harus kita tanamkan dalam kehidupan dan kebiasaan kita sehari hari,keuntungan dari berperilaku jujur adalah hidup menjadi tenang,suasana hati menjadi tentram serta banyak disukai oleh banyak orang,oleh karena itu kita harus menerapkan perilaku terpuji salah satunya adalah berperilaku jujur,semoga kita dijauhkan dari akhlak yg tercela dan senantiasa dijauhkan dari akhlak yg tercela
Ternyata jikalau kita berbuat jujur InsyaAllah kita akan selalu dilindungi oleh Allah SWT, hindarilah sikap yang suka berbohong atau tidak jujur karena itu akan membuat kita celaka
BalasHapusTernyata jikalau kita berbuat jujur InsyaAllah kita selalu dalam lindungan Allah SWT,dan jika kita suka berbohong atau tidak jujur kita akan celaka
BalasHapus(Nama:Davin Hernando P
Kelas:9e
Absen:09)
Kesimpulan dari kedua hadist diatas adalah jikalau kita berbuat jujur dalam bermuamalah niscaya kita akan selamat dan jikalau kita berbuat curang atau tidak jujur maka kita akan celaka
BalasHapusJadi arti dari kata jujur dalam muamalah adalah suatu interaksi yang melibatkan kejujuran untuk mendapatkan keamanan, kesetiaan dan kenyamanan dalam bermuamalah. Manfaatnya jika kita jujur hidup terasa lebih damai dan bahagia, terhindar dari tuduhan yg merugikan dll.
BalasHapus